Kamis, 13 Desember 2007

SOAL SASTRA UNTUK PROGRAM BAHASA DAN PEMBAHASAN
Soal 1.
Setelah datang pada keesokan harinya, maka Hang Tuah pun membelah kayu api sebagai sediakala. Maka dengan takdir Allah ta’ala, orang mengamuk pun datang di tengah pasar, terlalu banyak orang mati dan luka. Maka segala orang berkedai itu pun meninggalkan kedainya, lari masuk ke dalam kampung. Maka gemparlah negeri Bintan itu, terlalu banyak huru-hara; orang pun lari tiada berketahuan. Maka kata orang lari itu , ” Hai, Hang Tuah, hendak matikah engkau tiada lari masuk ke kampung?”.................
Maka orang mengamuk itu pun datanglah ke hadapan Hang Tuah serta ditikamnya dada Hang Tuah, diparangnya oleh Hang Tuah kepala orang itu dengan kapaknya, kena kepalanya, belah dua, lalu mati. dipertubi-tubikannya. Maka Hang Tuah pun melompat menyalahkan tikaman orang itu. Maka Maka segala orang banyak itu pun semuanya heran.


”Bapak sih kurang usaha dan kurang kemauan!” Ia tertunduk malas dan lesu. Ini bukan yang pertama. ”Coba Bapak lebih aktif sedikit. Lebih bersemangat, begitu. Bayangkan, ini baru tanggal sebelas, dan kita sudah tidak punya apa-apa. Tukang kredit sudah berkali-kali menagih. Uang cicilan TV belum kita lunasi.”

Dua potongan wacana di atas menunjukkan adanya...
Perbedaan penggunaan konjungsi.
Hikayat tidak mencantumkan latar.
Hikayat bercerita tentang kepahlawanan
Hikayat bercerita tentang masalah keseharian
Cerpen tidak menyiratkan perwatakan.

Soal 2.
GADIS
(mengulurkan tangannya) Selamat tinggal dan terima kasih. Jasa mas terhadap saya dan ibu tak dapat rasanya saya balas. Dan saya ingin sekali dapat berbuatsesuatu untuk mas. Apa yang bisa saya lakukan?
SUDARSO
(memandangnya dan lambat laun mendapat pikiran) Ya, ya ada, hanya barangkali...
GADIS
Bilanglah
SUDARSO
Saya tak bisa mengatakannya. Tidak apa-apa. Pergilah!
GADIS
Katakanlah. Saya sedia melakukannya, karena......Katakanlah!
SUDARSO
(suara lemas dan putus asa) Selama beberapa bulan saya di penjara ini kaulah gadis yang pertama-tama saya lihat. Dan saya tak pernah rasa sangat sepi terutama tadi malam dan jika kau sungguh hendak berbuat sesuatu karena Mas Tono dan kau segera akan pergi dan saya tak punya ibu atau adik atau orang lain yang akan mengucapkan selamat tinggal pada saya – krena itu, kalau bisa-nyatakanlah sungguh-sungguh selamat tinggal pada saya- (dia sejenak memandangnya dan mengerti tersipu, dan mendekat. Sudarso memeluknya dan mencium keningnya dua kali parau). Selamat jalan, adikku.
GADIS
Selamat malam (dia mencoba tersenyum). Selamat tinggal.....................
John Galsworthy-Robert Midlemans – (Hanya Satu Kali)
Potongan drama di atas melukiskan...
A. kesepian
B. kasih sayang
C. kerinduan
D. ketegaran
E. ketabahan

Soal 3.
Konvensi penulisancerpen mengatakan bahwa dalam cerpen harus ada cerita, alur, latar, tokoh, dan karakter tokoh. Kata cerita perlu digarisbawahi. Kata itu erat kaitannya dengan narasi. Sebagaimana cerita umumnya disampaikan melalui narasi atau kisahan yang diperkuat dengan dialog/ percakapan antartokoh. Dalam cerita terdapat serangkaian peristiwa yang dikisahkan. Dalam kisah itu terdapat tokoh-tokoh yang beraksi. Aksi yang berlangsung dalam ruang dan waktu itu ditunjukkan lewat pengisahan dan percakapan.

”Ada apa, Mak?”
”Kakekmu, Nak. Nakal sekali. Semua sayuran dia singkirkan. Dikiranya aku tidak lihat. Padahal aku berdiri tepat di belakangnya. Ampun.”
”Ayahmu tuh, Mak!”
”Mertuamu, Pak”


Di atas tertuliskan potongan esei dan bagian dari sebuah cerpen. Dari potongan cerpen tersebut terbukti ada bagian yang tidak diikutkan dalam penulisan cerpen ekperimental tersebut, yaitu...
alur
pengisahan
tokoh
latar
perwatakan

Soal 4.
Hari ini hari Rabu, dan oleh karena itu, aku bekerja di ruang bos kami. Aku sengaja datang lebih pagi, dan setelah duduk baik-baik, aku mulai bekerja memperbaiki pena-pena. Direktur kami rupanya orang yang sangat pandai. Seluruh kamar kerjanya penuh dengan almari buku. Kubaca beberapa judul semua dalam bahasa Prancis dan Jerman. Tak ada sedikit pun sobekan kertas yang terserak. Semua buku terjajar rapi di alamari. Di tembok sebelah kanan meja kerja terpampang tulisan dengan pigura keemasan ’Anda bersahaja kami segan’.

Watak Direktur dalam paragraf di atas yaitu orangnya...
A. agresif
B. cekatan
C. penuh humor
D. disiplin
E. lembut

Soal 5.
Setting panggung drama Hanya Satu Kali pada dialog seperti soal 48 sangat tepat apabila digambarkan di...
A. dalam ruang penjara
B. ruang interogasi
C. ruang tunggu penjara
D. ruang depan kamar penjara
E. lorong penjara

Soal 6.
Buat Album DS

Seorang gadis lagi menyanyi
Lagu derita di pantai yang jauh
Kelasi bersendiri di laut biru, dari
mereka yang sudah lupa bersuka

Suaranya pergi terus meninggi
Kami yang mendengar melihat senja
Mencium belai si gadis pada pipi
Dan gaun putihnya sebagian dari mimpi

Kami rasa bahagia tentu ’kan tiba
Kelasi mendapat dekapan di pelabuhan
Penduduknya bersinar lagi dapat tujuan

Lagu merdu! Apa mengertikah adikku kecil
Yang menangis mengiris hati
Bahwa pelarian akan terus tinggal terpencil
Juga di negeri jauh itu surya tidak kembali (Chairil Anwar)

Chairil Anwar pada puisi tersebut terlihat gambaran sikap...
A. pesimistis
B. ragu-ragu
C. bimbang
D. optimis
E. serius

Soal 7.
Tak ada angin, tetapi selendang perempuan itu bagai melambai. Tak ada orang lain, tetapi bibir perempuan itu bagai tersenyum. Dan dengan langkah yang bagai tak menjejak tanah, perempuan itu masuk ke halaman masjid. Begitu mata memandang yang tampak indahnya birunya langit malam. Dari situlah kiranya sumber senyuman.

Kalimat sumbang dalam cerpen tersebut terdapat pada kalimat...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Soal 8.
Maafkanlah

Malam kelam ini
Hati sunyi sepi
Tiada lagi cinta
Dan asmara untukku

Maafkanlah sayang
Segala salahku
Kini tinggal kenangan
Semua telah hilang

Reff:
Biarkan daku sendiri
Walau kusadari kini
Semua hanya duka lara (chrisye – adjie soetama)

Lagu di atas menyiratkan makna ...
A. ketidakmampuan diri
B. kepasrahan pada keadaan
C. sakit hati
D. kecemburuan
E. penyesalan

Soal 9.
Solitude
Yang paling mawar
Yang paling duri
Yang paling sayap
Yang paling bumi
Yang paling pisau
Yang paling risau
Yang paling nancap
Yang paling dekap

Samping yang paling
Kau! (Sutarji Calzoum Bachri)

Pada puisi di atas terdapat majas...
A. simile
B. anafora
C. epifora
D. personifikasi
E. pleonasme

Soal 10.
Salju

Ke manakah pergi
Mencari matahari
Ketika salju turun
Pohon kehilangan daun

Ke manakah jalan
Mencari kehidupan
Ketika tubuh kuyup
Dan pintu tertutup

Ke manakah lari
Mencari api
Ketika bara hati
Padam tak berarti

Ke manakah pergi
Selain mencuci diri (Wing Karjo)

Bait tiga dan bait empat lebih dominan peran...
A. indera penglihatan, persamaan bunyi
B. indera peraba, imaji
C. indera peraba, pikiran
D. indera penciuman, persamaan bunyi
E. indera penglihatan, indera pendengaran

Soal 11.
Cermatilah kutipan puisi berikut!

Sajak Kita

Dik, pagi kita cerah
............
Dik, jika senja kita merah
Mungkinkah malam benderang dengan sinar mentari
Malam begitu indah.

Dik, rimba kita gersang Sanggupkah
kita menadah hujan-Nya Kelak kita
Dia curahkan diam-diam
Bagian rumpang puisi di atas dapat diisi dengan kalimat yang menekankan rima, yaitu dengan kalimat…..
A. Akankah hari ini kita indah
B. Pasti hati menjadi gundah
C. Mungkinkah harus marah
D. Hadapi dengan warna merah
E. Haruskah menambah darah

Soal 12.
KEPALA
(berputar diam di kursi) Duduk, Sudarso (dia mengunjuk kursi di sebelah kanan meja).
SUDARSO
Terima kasih (dia langsung menuju meja dan duduk tanpa basa-basi)
KEPALA
(Bersandar dan mengamatinya. Ulama berdiri agak ke belakang). Sudarso, kau sudah hampir empat bulan di bawah jagaanku dan kau sejak hari pertama sampai sekarang berlaku baik.
SUDARSO
(acuh tak acuh tapi sopan). Buat apa saya mesti mengganggu tuan.
KEPALA
Kau, tidak menimbulkan kesulitan apa-apa dan karena itu saya mencoba menunjukkan penghargaan saya padamu sepanjang yang dibolehkan undang-undang.

Pernyataan berikut sejalan dengan cuplikan naskah drama di atas, yaitu...
A. Sudarso berwatak lembut
B. Kepala mempunyai watak tegas
C. Watak kepala ditunjukkan oleh ajakan untuk duduk
D. Watak Sudarso terlihat saat menerima ajakan duduk
E. Watak Sudarso terlihat karena sebagai tahanan

Soal 13

Laut dan Langit

akulah laut
di pundak ombak
camar mari berpagut

Kaulah langit
atap melengkung
menaungi jambul bukit

antar Kau dan aku
berambulan desar darah
gelombang yang akhirnya memecah

bila laut terduga
langit tiada mungkinkah jarak
yang memmupus ya-Mu jadi tidak? (Rayani Sriwidodo)



Asal
(Sutardji Calzoum Bachri)
Asal haus itu air
Keringkan dahagamu

Asal demam itu obat
Karibkan sakitmu

Asal sampai sungsang
Balikkan tanyaMu

Kesamaan dua puisi di atas yaitu...
A. mengungkap nilai ketuhanan
B. adanya penggunaan rima
C. adanya penggunaan analogi
D. mengungkap lingkungan
E. terkait dengan nilai kepasrahan

Soal 14

ULAMA
Tidak sama sekali. Dan dia pun tak hendak menceritakannya. Dia ingin mati sebagai manusia yang akan tinggal rahasia bagi kita. Kadang-kadang saya pikir, bahwa dia juga merupakan rahasia bagi dirinya sendiri.
KEPALA
Oh, dia Cuma hendak membela orang lain. Namanya pasti bukan Sudarso, itu kami tahu dan kami juga tahu apa yang diceritakannya omong kosong sama sekali. Tetapi mengapa? Saya kira saya tahu dia hendak menutupi perbuatannya terhadap keluarga dan kenalannya. Banyak orang yang berbuat seperti dia, tapi belum pernah sampai begini. Apa yang kita tahu? Hanya, bahwa kita menghukum seorang manusia dan kita tidak mengetahui siapa dia sebenarnya, atau dari mana asalnya atau hal-hal lain tentang dia sesudah enam bulan.

Dialog drama di atas sedang memperbincangkan...
A. latar belakang salah seorang tahanan
B. kejiwaan salah seorang tahanan
C. kebohongan alasan pembelaan salah seorang tahanan
D. kepala bagian tahanan tidak percaya pada setiap alasan yang disampaikan tahanan
E. rahasia seseorang yang tetap sebagai rahasia bagi orang lain dan dirinya

Soal 15

Cermatilah dengan seksama drama satu babak yang berjudul “Janji Janji-Ibu Menteri”!

Pembantu menteri sedang merenungi kesalahannya di kursi yang biasa digunakan untuk rapat di ruang itu. Tidak lama kemudian terdengar suara riuh dari kejauhan. Suara itu membuatnya bertambah lebih panik. Ia pun lalu bersembunyi.

Pembantu Menteri : (Mendengarkan suara riuh itu dengan sungguh-sungguh). Waduh, cilaka! Aku harus segera bersembunyi. Tapi mau bersembunyi di mana? (Pembantu menteri lalu bersembunyi di balik meja kursi, sementara suara Josugih semakin jelas terdengar, Josugih, Parmingkem, dan Sugiyo naik ke panggung)
Josugih : Kita adili saja pembantu menteri itu. Sudah jabatan rangkap tiga, tapi pelitnya malah semakin menjadi. Biasanya cuma janji, janji, dan janji.
Parmingkem : Dan semoga saja, beliau tidak langsung terserang penyakit. Masalahnya para pejabat zaman sekarang, tiba-tiba mengidap penyakit kalau akan diadili. (Berkacak pinggang)
Sugiyo : Walaaah, yang bener? (Penasaran)
Parmingkem : (Sedikit jengkel) Sumprit, Sug. Setiap orang yang jajan di tempatku pasti mengeluhkan hal itu. (Sugiyo manggut-manggut)
Josugih : (Hidungnya bergerak-gerak seperti mencium bau sesuatu) Sebentar, sebentar, apakah kalian mencium bau balsam yang biasa dipakai pembantu menteri itu?
Semua : (Mencoba mencari arah/sumber bau balsem) E, …Lha dala! Sembunyi di sini to?
Pembantu menteri : (Dengan raut muka kusut dan malu, ia berdiri). Pada dasarnya aku sedang mencari cincin saya yang jatuh, kok. (gugup) Apa kalian sedang mencari saya?………… Dwi Emawati, Terampil Berbahasa Indonesia 3

Pesan tersirat yang dapat kita temukan adalah...
A. Bagaimanapun kesalahan tetap akan dapat terungkapkan.
B. Orang sebaiknya berbuat jujur agar tidak terjadi masalah
C. Jadi pejabat harus hati-hati agar tidak tersangkut tindak korupsi
D. Setiap masalah dapat mengakibatkan kehancuran karier
E. Orang hendaknya tidak tamak dengan jabatan

Soal 16

DR. Taha : (berdiri) Bekerja dalam vaknya saja. Habis perkara. Lain tidak. Tidak kurang
tidak lebih.
DR. Hak : Dan siapa akan mengerjakan yang lain-lain itu, pergerakan ini dan itu. Ingat,
intelek Indonesia hanya sedikit.
DR. Taha : Itu bukan perkara saya. Itu perkara orang lain. Dokter di Eropa toh juga tidak
turut dalam segala tetek bengek dan lihatlah kemajuan mereka. Ilmu kedokteran
mereka membumbung setinggi langit.
DR. Hak : (tersenyum) Seperti juga cita-cita kamu. Kamil?
DR. Taha : (menantang) Tentu, tentu, apa salahnya? Dan aku akan menandingi mereka
semuanya, biar dalam pengetahuan, biar dalam praktik sehari-hari
(Usmar Ismail – Intelek Istimewa)

Potongan drama di atas mengungkap...
A. ambisi jabatan
B. keserakahan idealisme
C. ketidakpedulian dalam berbangsa
D. idealisme dalam keilmuan
E. keilmuan dicari dengan kesungguhan

Soal 17

ISTRI RAKRIAN KANURUHAN
Seorang prajurit membawa berita, bahwa Seri Ratu telah mangkat dan Seri Paramesywari membunuh diri karena duka cita.
KERTAJAYA (memegang kepala Amisani)
Amisani! Amisani!
Sesudah termenung beberapa lamanya dengan marah.
Panewu, cari prajurit yang berjusta itu!
Panewu keluar dan datang kembali
BRAHMARAJA
Apa sebabnya prajurit itu menyampaikan kabar yang tidak benar?
PANEWU
Seri Ratu sebenarnya rebah, tetapi luka baginda tidak parah. Saya menolong Sang Prabu.
KERTAJAYA
Ah, mengapa tadi aku tidak engkau biarkan saja? (dengan sedih). Amisani!
BRAHMARAJA
Jikalau Amisani masih hidup, ia akan menderita sangat sebelum meninggal, karena penyakitnya tidak dapat sembuh lagi. Beginilah lebih baik.
KERTAJAYA (berdiri)
Amisani, Wulungan dan takhta hilang lenyap! O, Dewata. Ia bermenung seketika.
Panewu suruh pergi sekalian orang dari tempat ini dan keraton suruh bakar, karena kami ingin jenazah Paramesywari dan kami terbakar di sini juga. Dan lagi kami tidak suka Ken Angrok merampas keraton Panjalu. ( Sanusi Pane – Kertajaya )

Pementasan bagian cerita di atas lebih tepat apabila menggunakan setting...
A. dekat singgasana raja
B. kamar ratu
C. ruang depan keraton
D. pintu gerbang keraton
E. taman keraton

Soal 18

Mbah Pairo tidak ada hubungan keluarga sama sekali dengan keluarga Samiaji. Ia adalah wulu cumbu, jenis hubungan khusus dengan seseorang yang menekankan semacam sikap pengabdian tapi tanpa ikatan formal, Bapak Samiaji. Waktu mudanya Mbah Pairo memang menjadi kusir dokar. Samiaji tidak pernah tahu sejak kapan hubungan Mbah Pairo dengan keluarganya terjadi. Ia hanya ingat bahwa sejak dia kecil Mbah Pairo sering menggendong atau membawanya naik dokar ke mana-mana mengangkut penumpang.

Perwatakan Mbah Pairo ditunjukkan pada kalimat...
A. 1,2
B. 2,3
C. 3,4
D. 4,5
E. 2,5

Soal 19

”Soalnya memang bukan masalah tenggang rasa.” Samiaji mencoba menjelaskan pada Mariane. ”Semuanya memang sudah serba salah dari permulaan. Aku tidak mau menyalahkanmu dengan gagasan membawa anak kita ke mari supaya mengenal keluargaku dari dekat. Soalnya kita terlampau apologetik dan defensif sehingga agak susah untuk membina hubungan yang bebas dan sekaligus bisa menerima serta menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita semua, tanpa harus berbasa-basi.”

Sebagai anak tunggal Mariane selalu merindukan hubungan kakak dan adik dan keluarga yang besar. Dan karena itu dia selalu berharap agar Samiaji lebih memperhatikan adik-adiknya yang berada di Indonesia.

Konflik yang terjadi pada potongan cerpen di atas adalah...
A. Marianne merindukan rasa kekeluargaan
B. Marianne tidak mau tinggal di Indonesia
C. Samiaji lebih senang apabila Marianne tetap tidak ke Indonesia
D. Samiaji malu terhadap keluarganya
E. Samiaji sangat membatasi anak-anaknya.

Soal 20

Berjalan di Belakang Jenazah

Berjalan di belakang jenazah angin pun reda
Jam mengerdip
Tak terduga betapa lekas
Siang menepi, melapangkan jalan dunia

Di samping: pohon demi pohon menundukkan kepala
Di atas: matahari kita, matahari itu juga
Jam mengambang di antaranya
Tak terduga begitu kosong waktu menghirupnya (Sapardi Djoko Damono)

Dari larik-larik puisi di atas dapat diungkapkan nilai...
A. sosial
B. moral
C. budaya
D. ketuhanan
E. kemanusiaan

Soal 21

Ini hikayat cerita orang dahulu. Sekali peristiwa Allah Subhanau wa ta’ala, menunjukkan kejayaannya kepada hamba-Nya, maka adalah seorang miskin laki bini berjalan mencari rezekinya berkeliling negeri Antah Barantah. Adapun nama raja di dalam negeri itu Maharaja Indera Dewa namanya, terlalu amat besar kerajaan baginda itu, beberapa raja –raja di tanah dewa itu takluk kepada baginda pada tiap-tiap tahun.

Jika kalimat hikayat di atas diubah dengan bahasa cerpen, kalimatnya adalah...
A. Adapun nama rajanya Maharaja Indera Dewa.
B. Terlalu amat besarnya kerajaan Maharaja Indera Bangsawan.
C. Suami istri itu berjalan mencari rezekinya berkeliling negeri Antah Berantah.
D. Beberapa raja di tanah dewa itu takluk pada kekuasaan Raja.
E. Sekali peristiwa Allah Subhanau wa ta’ala menunjukkan kepada hamba-Nya.

Soal 22

ISTRI RAKRIAN KANURUHAN
Seorang prajurit membawa berita, bahwa Seri Ratu telah mangkat dan Seri Paramesywari membunuh diri karena duka cita.
KERTAJAYA (memegang kepala Amisani)
Amisani! Amisani!
Sesudah termenung beberapa lamanya dengan marah.
Panewu, cari prajurit yang berjusta itu!
Panewu keluar dan datang kembali
BRAHMARAJA
Apa sebabnya prajurit itu menyampaikan kabar yang tidak benar?
PANEWU
Seri Ratu sebenarnya rebah, tetapi luka baginda tidak parah. Saya menolong Sang Prabu.
KERTAJAYA
Ah, mengapa tadi aku tidak engkau biarkan saja? (dengan sedih). Amisani!
BRAHMARAJA
Jikalau Amisani masih hidup, ia akan menderita sangat sebelum meninggal, karena penyakitnya tidak dapat sembuh lagi. Beginilah lebih baik.
KERTAJAYA (berdiri)
Amisani, Wulungan dan takhta hilang lenyap! O, Dewata. Ia bermenung seketika.
Panewu suruh pergi sekalian orang dari tempat ini dan keraton suruh bakar, karena kami ingin jenazah Paramesywari dan kami terbakar di sini juga. Dan lagi kami tidak suka Ken Angrok merampas keraton Panjalu. ( Sanusi Pane – Kertajaya )

Unsur drama berikut ini tidak tergambar dalam dialog di atas yaitu tentang...
A. penokohan
B. majas
C. amanat
D. tata kostum
E. latar

Soal 23

Karnasih : Risiko, ayah, risiko. Manusia menganakkan manusia dan iblis....
menganakkan
iblis!
Hendrapati: (tiba-tiba mukanya berubah) Karnasih!
Karnasih : Ya, ayah sangka, ayah bisa berkuasa atas semua orang, bukan? Ayah sangka
ayah memutar semua kunci dan berkata, ”Sezam buka pintu” dan pintu akan
terbuka, bukan?
Hendrapati: Kau......kau gila, Karnasih!
Karnasih: : Aku tidak gila sekarang, aku adalah anak ayah sejati sekarang! Pernahkah
ayah mendengar pepatah kita ”Guru kencing berdiri, murid kencing berlari?
Tukarlah sekarang guru dengan ayah, dan murid dengan anak!
Hendrapati: Memang kau sudah kemasukan setan Irwan.
Karnasih : (keras) Jangan disebut nama Irwan di sini! Ayah hendak berkuasa di mana-
mana, ayah hendak mencengkamkan kuku, semua orang bergaul dengan
ayah taklukkan. Tetapi awaslah pada suatu waktu tidak mengherankan jika
datang pembalasan!

Dialog drama di atas secara tersirat lebih menekankan gambaran...
A. perwatakan
B. latar
C. majas
D. tema
E. sudut pandang

Soal 24

Cermati awal perkembangan roman dan cerpen Indonesia!
Pada ragam karya sastra prosa timbul genre baru ialah roman, yang sebelumnya belum pernah ada. Buku roman pertama Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka berjudul Azab dan Sengsara karya Merari Siregar pada tahun 1920. Roman Azab dan Sengsara ini oleh para ahli dianggap sebagai roman pertama lahirnya sastra Indonesia. Isi roman Azab dan Sengsara sudah tidak lagi menceritakan hal-hal yang fantastis dan istana sentris, melainkan lukisan tentang hal-hal yang benar terjadi dalam masyarakat yang dimintakan perhatian kepada golongan orang tua tentang akibat kawin paksa dan masalah adat.

Sebagian besar cerpen Angkatan 20 muncul sesudah tahun 1930, ketika motif
kawin paksa dan masalah adat sudah tidak demikan hangat lagi, serta dalam
pertentangan antara golongan tua dan golongan muda praktis golongan muda menang.
Bahan cerita diambil dari kehidupan sehari-hari secara ringan karena bacaan hiburan. Cerita-cerita pendek itu mencerminkan kehidupan masyarakat dengan suka dukanya yang bersifat humor dan sering berupa kritik.
Kebanyakan dari cerita-cerita pendek itu mula-mula dimuat dalam majalah seperti Panji Pustaka dan Pedoman Masyarakat, kemudian banyak yang dikumpulkan menjadi kitab. Misalnya:
(1).Teman Duduk karya Muhammad kasim
(2).Kawan bergelut karya Suman H.S.
(3).Di Dalam Lembah Kehidupan karya Hamka
(4).Taman Penghibur Hati karya Saadah Aim

Simpulan yang didapatkan dari paragraf di atas adalah…
A. Roman dan cerpen diawali pada Angkatan 20- an.
B. Munculnya genre cerpen karena orang tidak lagi membahas masalah adat dan kawin paksa.
C. Cerpen-cerpen Indonesia pada awalnya merupakan humor dan kritik dalam kehidupan berbangsa.
D. Pada awalnya, perkembangan roman dan cerpen Indonesia mengungkapkan kehidupan yang sederhana.
E. Pada awalnya, perkembangan roman dan cerpen Indonesia mengungkapkan kehidupan sehari-hari

Soal 25

Air Terjun Gunung

Jari runcing gadis
tiba
menyilang ke lambung
hingga pecah
oleh kilat deras
pedang
menghunjam keras

Hanya di kejauhan
tumpah air rahmat itu
sejuk
ke kalbu (Siti Zainon Ismail – Malaysia)


Puisi di atas mengabarkan ...
A. keindahan pemandangan
B. kesejukan air terjun
C. kesepian
D. kebahagiaan hati
E. kesucian hati

Soal 26

Kunang-Kunang
Ngengat hina telah menghimpun kekuatannya
Seakan kupu-kupu yang berpadu dengan api membara
Kegelapan menjadi terang karena nyalanya
Ia adalah tanda yang diciptakan
Daripadanya percikan-percikan api terhimpun
Dari gelora api dalam kalbunya
Emas dan pandangan tajam timbul daripadanya
Dengan resah sang kupu-kupu terbang ke setiap penjuru
Mengitari api seakan ia dan api itu
”Aku” dan ”kamu” berpadu menjadi satu
O, obor buat terbang dalam kegelapan mencekam
Nyala apa yang kau rasakan sementara kau terbuai oleh rindu rendam?
Kehangatan pengorbanan terasakan (M. Iqbal)

Puisi di atas menyiratkan amanat...
A. hidup penuh kehangatan
B. hidup harus dipenuhi cinta kasih
C. siapa merasakan rindu pengorbanan terasakan
D. bila ingin hidup gelorakan semangat juang
E. siapa ada dalam gelap ada masanya untuk terang

Soal 27

Pengiring Kehidupan

Pipi yang ranum, kulit bersih
Raut terpahat lembut, bentuk ramping
Lelap dalam pangkuan kemewahan
Terayu dalam kurungan nyaman
Usia muda lalu-lewat saja

Pipi yang pucat, kulit yang muram
Wajah kusam, hilang bentuk
Dikelilingi sanak beranak-pinak
Dipenuhi tetek bengek seharian
Setengah baya tampak membosankan

Wajah keriput, sosok membungkuk
Tunarungu telinga, cekung mata
Dikucilkan dalam pojok sepi
Senyum ompong masih terkilas
Usia lanjut paling abadi (Sheila Gujral)

Dari puisi di atas didapatkan simpulan...
A. Yang indah akhirnya akan menjadi tidak menarik
B. Duniawi tidak akan kekal abadi untuk itu janganlah menjadi kebanggaan
C. Duniawi hanya sebatas sebagai hiasan
D. Ketuaan akhirnya akan menimpa setiap orang untuk itu tak perlu berbangga diri
E. Siapa saja dapat memanfaatkan waktu tentu akan selamat dan abadi

Soal 28

Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

Barang siapa mengenal yang empat
Maka ia itulah orang yang ma’rifat

Berikut ini tidak terkait dengan ciri khas gurindam, yaitu...
A. dalam tiap bait menggambarkan bentuk kalimat majemuk
B. baris pertama menggambarkan sebab dan kedua akibat
C. kalimat sebab sebagai sampiran dan akibat sebagai isi
D. isi gurindam menunjukkan kebenaran
E. setiap bait menggambarkan induk dan anak kalimat

Soal 29

Barang siapa mengenal diri
....................................................

Isian bagian bait yang rumpang tersebut adalah...
A. Jangan lupa akan harum bunga melati
B. Lebih baik menjadi manusia sejati
C. Akan mendapat jantung hati
D. Jauh di mata namun tentu tetap dekat di hati
E. Maka telah mengenal Tuhan yang bachri

Soal 30 :

Pelipur Lara
Luka yang tersedu
Hati yang tersiksa
Tak terjangkau kesembuhan
Tapi kata, olesan
Lunak suarakau yang
Membelai,
Karena sentuhan tangan
Terendam derita (Sheila Gujral)

Monolog untuk Nenenda

Di ruangan yang hanya dihuni bayang-bayang
Aku seperti melihat kenangan itu
Berayun di atas kursi goyangnya;
Dalam ketabahan seorang yang telah mahfum
Fananya hidup, rapuhnya seutas benang.

Tapi seperti tak ingin sepenuhnya sia-sia,
Ia tetap saja menyulam fananya hidup,
Yang hendak dikekalkannya,
Menjadi selembar sulaman bergambar
Untuk dibingkaikannya di ruang itu.
(Rini Kuswantini)

Rasa yang hendak diungkap penulis puisi di atas adalah…
A. kasih sayang – ketidakkekekalan
B. kesedihan – kesepian
C. kasih sayang – kesendirian
D. kasih sayang – kesungguhan
E. penderitaan - ketabahan

Soal 31

Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beibadat tidak mengeluarkan peluh tidak membanting tulang. Sedang Aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat..........Engkau kira Aku suka pujian, mabuk disembah saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka. Hei malaikat halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya” (A.A. Navis – Robohnya Surau Kami)

Dari paragraf di atas tersirat pemahaman tentang agama oleh masyarakat pada saat itu bahwa...
A. Orang harus banyak ibadah dan banyak amal.
B. Orang yang beribadah saja akan masuk neraka.
C. Tuhan sangat benci pada orang yang beribadah saja.
D. Agama dipahami sebatas ibadah tidak terkait dengan amal
E. Neraka jahanam balasan bagi orang-orang salah

Soal 32

Mereka, Wartini, dan Syamsu sering bermain musik bersama-sama. Wartini bermain piano dan Syamsu bermain biola. Sejak datang Syamsu, Wartini mulai bermain piano kembali. Sekali, malam-malam Wartini dan Syamsu memainkan lagu Ave Maria, karangan Gounod.
Asyik betul mereka bermain, bunyi biola Syamsu sangat mengharukan hati. Pertengahan lagu itu mengenangkan kepada seorang yang hampir putus asa, memekik ke arah langit, meminta pertolongan dari yang Mahakuasa. Mereka bermain penuh perasaan............Dan sesudah habis lagu itu, kedengaran olehku sedu orang menangis. (Idrus – ”Ave Maria”)

Percintaan muda-mudi tahun 1940-an pada paragraf di atas...
A. sangat sentimental
B. banyak melibatkan nilai agama
C. menandakan bersikap dewasa
D. menekankan pikiran dibanding emosi
E. mengutamakan masa depan

Soal 33

”Bu Suci! Waskito kambuh, Bu! Dia mengamuk! Dia mau membakar kelas!” Dengan sekali gerak, guru-guru lelaki dan aku berlarian menuju kelasku. Aku ketinggalan, kehilangan nafas sempat bertanya kepada murid si pembawa berita:
”Mengapa begitu? Apa yang menyebabkan dia marah? Kalian bertengkar?”
”Tidak, Bu!” bantah anak itu keras. ”Dia tidak mau keluar istirahat. Wahyudi dan beberapa kawan mau menemaninya, juga tidak keluar. Tadinya saya ikut-ikut, tapi hanya sebentar terus keluar. Tidak tahu lagi apa yang terjadi! Saya kembali dari kamar kecil, dari jauh terdengar Waskito berteriak-teriak seperti dulu! Betul sama, Bu! Katanya: aku benci! Aku benci kalian semua! Saya masuk kelas, Waskito menodongkan gunting! Entah dari mana! Begitu tiba-tiba, saya berbalik, lari ke kantor!
Aku desak kerumunan murid yang menonton di pintu. Kulihat Kepala Sekolah maju sambil membentak dan menghardik para penonton. Waskito berdiri di muka kelas, membelakangi deretan bangku-bangku. Memang dia memegang gunting, tetapi tidak terbuka. Suara Kepala Sekolah menggelegar:
”Berikan gunting itu, Waskito!”
Suara sedemikian kasar kukhawatirkan justru akan membikin muridku mata gelap. Sekali pandang aku mengetahui bahwa Waskito kaget oleh kedatangan Kepala Sekolah. Tanpa berpikir panjang kumanfaatkan kejutan tersebut. Tiga atau empat langkah aku bergegas mendahului Kepala Sekolah, gunting itu kurebut dengan kedua tanganku. (Pertemuan Dua Hati – N.H. Dini)
Watak Bu Suci pada wacana di atas adalah...
A. Pemberani
B. Tegar
C. Sabar
D. Jujur
E. Berwibawa

Soal 34

Sajak Sikat Gigi

Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidurnya ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka

Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali

Dan ia berpendapat bahwa kejadian itu terlalu berlebih-lebihan (Yudhistira Ardi N)

Puisi di atas menggambarkan cerminan masyarakat dengan budaya
A. main-main, tidak serius
B. berlatar religi
C. berlatar adat
D. demokratis
E. anarkis

Soal 35



Aksara Arab Melayu di atas dapat dibaca ….
A. bawang merah
B. bunga merah
C. buang marah
D. bangau merah
E. bawang marah

Soal 36
Tulisan aksara Arab Melayu yang tidak tepat adalah ….
A. = pulang

B. = serangga

C. = berbahagia

D. = kalakian

E. = marabahaya




Soal 37












Pernyataan yang sesuai dengan isi paragraf beraksara Arab Melayu di atas adalah ….
A. Mbah Parto berpisah dengan burung perkutut kesayangannya
B. Mbah parto tidak sakit encok
C. Mbah Parto tidak sakit jasmani
D. Mbah parto sakit rohani
E. Mbah parto tidak kehilangan daya hidup.

Soal 38

Sabda Alam (cipt. Chrisye/ Junaedi S
Kicau burung bernyanyi
Tanda buana membuka hari
Dan embun pun memudar
Menyongsong fajar

Sejenak kuterlena
Akan kehidupan yang fana
Nikmat alam semesta
Nusa indah nirmala

Reff
Serasa pagi tersenyum mesra
Bertiup bayu membangkit sukma
Adakah esok kau senyum jua
Memberi hangatnya sejuta rasa

Sabda alam menghanyutkan
suasanaku
Kadangkala kebosanan
Mencekam jiwa
Sabda alam berbuat kodrat tak
Tertahan
Rasa cinta, rasa nista, berpadu
satu

Berikut ini tidak sesuai dengan makna yang tersirat dalam larik-larik lagu di atas, yaitu...
A. alam menghangatkan suasana jiwa
B. alam damai jiwa pun damai
C. suasana alam adalah suara Tuhan
D. nikmat alam membuat terlena
E. alam damai adalah keniscayaan

Soal 39

MATAHARI TERBENAM
Matahari
melompat masuk ke samudera
mencium gelombang
dara molek tersipu
dan berembun
kemilau yang terpantul
di kejauhan oleh
langit barat dan biru (Sheila Gujral)


Puisi terjemahan di atas menyuarakan...
A. kedamaian
B. kesendirian
C. kepasrahan
D. kepiluan
E. kesepian

Soal 40

TANDA TANGAN SUNYI
Taufan mengamuk
Dalam gurun hatiku
Mengangkat lapis-lapis keluhan
Tampil di bawahnya
Lapisan luas
Penyesalan, yang menyambung
Pada kerak dingin
Sengsara
Lapis demi lapis
Kesemuanya tercabik-cabik
Dan menetes melalui genangan mata
Sehingga tanda tangan sunyi
Turun lembut
Pada kanvas kosong
Hati yang itu-itu juga (Sheila Gujral)

Puisi terjemahan di atas menyuarakan...
A. kedamaian
B. kesendirian
C. kebahagiaan
D. kepiluan
E. keragu-raguan

Soal 41

Saya menoleh kepada anak-anak kemudian kepada dia, pada mukanya yang bengkak. Untuk pertama kalinya saya lupa diri, lupa akan hak-hak dan harga diri, dan untuk pertama kalinya pula saya melihat padanya seorang manusia. Maka, kecil sekali rasanya arti segala cemburu yang telah melukai hati saya dan sebaliknya, sangat besar arti dari apa yang telah saya lakukan sampai-sampai saya ingin sekali menjatuhkan muka saya di atas tangannya sambil berkata ’maafkan aku!’ Tetapi, saya tidak bisa melakukannya. (L.N. Tolstoy – ”Pembunuh Istri”)

Emak memang segala-galanya bagi kami sekeluarga, aku dan saudara-saudaraku. Ia pengganti ayah yang meninggal dalam buangan ke Digul. Sejak pembuangan ayah, Emak mengambil alih tanggung jawab. Emak membesarkan kami berlima. Beliau mendidik kami hidup keras. Sawah dan ladang yang selama ini digarap oleh ayah. Kini kami kerjakan bersama. ” Menurut semestinya, mamak kalian harus membantu kita. Tapi di zaman perang ini tak mungkin. Mereka ikut ke hutan bergerilya bersama tentara Republik. (Amran- ”Gaek”)

Watak orang tua pada kedua potongan cerpen di atas adalah...
A. keras – berdisiplin
B. keras - penuh kelembutan
C. keras – tanggung jawab
D. ragu – tanggung jawab
E. tegas - tanggung jawab

Soal 42

”Terima kasih Ignasha!”.... Aku tahu bahwa kau tidak akan menjadi Yudas. Terima kasih. Kau memang tahu bahwa tanpa kau keluargaku akan mati kelaparan. Aku seorang diri, kecuali keluarga kalian, aku tidak punya sanak famili, begitu juga istriku. Siapakah yang akan memberinya sesuap.....”
”Cukup sudah soal itu. Masuklah sebentar lagi kita sampai di stasiun.”
”Pergilah kau, aku akan cuci muka. Aku mau berterus terang, tapi sehabis kita bercakap-cakap tadi, aku benar-benar menangis seperti anak kecil. Mukaku serasa bengkak. Tapi jangan sekali-kali kau ceritakan hal itu kepada istriku.” (M.A. Sholokov – ”Kontraspion”)

Tatkala itulah datang adik istrinya mengajak pulang:
”Ada pesan mak untukku?”
”Ada kang”
”Apa”
”Kau disuruh pulang ke desa. Sawah tak ada yang mengurus, kang. Mak makin tua. Kardi sekolah di Karangjati dan aku tak bisa kerja sendiri.” ( N.H. Dini – ”Kelahiran”)


Kedua potongan cerpen di atas membicarakan...
A. indahnya berkeluarga
B. orang berkeluarga beragam tantangannya
C. dalam berkeluarga peran kepala keluarga sangat penting
D. setiap masalah dalam keluarga ada jalan keluarnya
E. utuhnya keluarga terjadi bila ada rasa saling kesepahaman

Soal 43

KEPALA
(Dia tidak menyangka akan dikunjungki orang seperti gadis itu) Boleh pergi, Parto!
PEMBANTU
Saya, tuan {Dia pergi ke luar)
KEPALA
(dengan suara sangat berlainan)Silakan duduk!
GADIS
Terima kasih.( Dia duduk di atas kursi samping meja).
KEPALA
(Terpikat karena mudanya dan sikapnya yang menarik)Nona................................
GADIS
Ya, tuan hampir satu jam.
KEPALA
Dan nona hendak ketemu dengan Sudarso?

Kalimat yang dapat dijadikan pengisi bagian dialog yang rumpang adalah...

A. Dengan apa ke sini?
B. Sudah bicara dengan Bp. Bupati?
C. Bagaimana kabarnya?
D. Hendak bertemu dengan Sudarso?
E. Sekarang?

Soal 44

POLEM
(MENGHADANG BRAHIM) Jangan! Kau tak boleh turun. Kau tak boleh pergi, bila kepergianmu hanya untuk mengasah dendam.
BRAHIM
Tidak! Aku harus turun. Berapa waktu lalu, jeda kemanusiaan antara pasukan upah dan gerilyawan telah bersepakat., tak akan melakukan kekacauan dengan tinta yang masih belum kering.
POLEM
Itu suatu kemajuan. Seluruh kita seharusnya mendukung.
BRAHIM
Kemajuan(GERAM). Kemajuan apa? Baru saja nota kesepahaman ditandatangani, kekerasan kembali terjadi. Penyisiran dilakukan, pasukan upah membunuh anak-anak dengan alasan mereka terjangkit semangat Perang Sabilillah.
POLEM
Aku punya keyakinan. nota kesepahaman ini akan berhasil. Kita akan kembali hidup. Damai seperti sedia kala.

Berikut ini tidak terkait dengan nilai-nilai seperti yang ditunjukkan dalam dialog drama di atas, yaitu...
A. kasih sayang
B. harapan ada kedamaian
C. kecurigaan pudarnya nota kesepahaman
D. hak asasi manusia
E. sosial

Soal 45

Sekali-sekali muncul pula teori Freud, seperti tentang salah cakap yang bukan tidak berarti (hal.27). Berkata Surono – Memang aku membuka dompet tadi di pasar, waktu kami sedang ..... waktu aku sedang membeli sawo. Hal 46: Harli – Mendengar omongan tentang rulet ini, aku rasanya di Monte Negro. Sumarno. – Monte Carlo, maksudmu Harli. – O, ya, Monte Carlo. Mengapa pula sampai aku ke Monte Negro? Miharti. – Karena engkau takut mendengar percakapan tentang rulet itu. Kau orang Neger menakutkan? Harli. – (heran) Tidak kusangka engkau sepintar itu mendalami jiwa orang, Miharti. Memang itulah pikiranku , waktu menyebut Monte Negro itu. Perasaan takut. Teori Freud ini sudah bisa kita lihat dalam ”Dokter Bisma”, dalam mana diceritakan bahwa dokter Bisma suka sekali main dengan kotak-kota kecil semasa kecilnya dan kemudian sesudah jadi dokter juga mencintai pasien-pasien yang telah disembuhkannya seperti ia mencintai kotak-kotak permainannya itu. Alasan ini saya rasa agak jauh dicari-cari.

Tulisan di atas menggambarkan sebuah wacana kritik sastra karena...
A. Memberikan penilaian terhadap watak setiap tokoh-tokohya.
B. Memberikan kritik seperti halnya terlihat pada kalimat terakhir.
C. Terdapatnya konflik jiwa tokoh-tokohnya.
D. Adanya kesalahan dalam bertutur sapa.
E. Munculnya sebuah teori sebagai landasan kerangka berpikir.

Soal 46

Pernyataan yang tidak sesuai dengan isi paragraf Arab Melayu di atas adalah ….
A. Mayoritas tenaga kerja yang kita miliki adalah lulusan SLTP ke bawah
B. Kebanyakan dari mereka bekerja di sektor riil
C. Sektor pertanian menyerap pekerja kegiatan informal
D. Sektor industri menyerap pekerja kegiatan formal
E. Sektor usaha kecil dan menengah dihapuskan

Soal 47
Meskipun bukan kesalahan besar, beberapa kekhilafan bisa ditunjukkan dalam cerita Toha, kekhilafan yang mudah dihilangkan, sekiranya pengarang lebih waspada meneliti karangannya kembali sebelum dikirim ke percetakan.

Pada permulaan cerita dikisahkan Tamin seolah baru pertama kali menjejakkan kaki di tanah air kembali, sesudah bertahun-tahun di negeri asing (hal. 7). Tapi kemudian dikatakan bahwa ia di zaman revolusi bertempur di samping Belanda menindas bangsa sendiri, karena termakan propaganda sekutu (hal. 94, 95, 99). Tamin yang diperkenalkan pada kita sebagai orang perkasa tapi berperasaan halus dan penyegan, sekali waktu dikatakan ”pandangnya tajam penuh benci” waktu menghadapi Pak Djais (hal.63). Tentu hal ini mungkin saja, tapi bahwa ia benci mengagetkan juga, karena Pak Djais tidak memberi alasan apa-apa untuk perasaan demikian.
( H.B. Jassin – Kritik dan Esei ) kritik

Dalam hasil akhirnya, bisa dikatakan bahwa Sutardji jauh lebih berhasil menuliskan cerpen-cerpen dari jenis pertama, di mana makna tekslah yang menjadi tulang punggung suatu cerpen, dan masih mengalami beberapa kesulitan yang nyata kalau harus menggabungkan makna dan peristiwa dalam suatu cerpen. Hal ini tidaklah mengherankan karena penyair selalu berurusan dengan makna teks seperti juga ilmuwan dan wartawan berurusan pertama-tama dengan peristiwa. Deskripsi dalam sebuah teks ilmu pengetahuan diharuskan bebas dari makna teks yang bersifat subyektif agar dapat melukiskan peristiwa seobyektif mungkin. Sebaliknya sebuah sajak adalah sebuah teks dengan nol referensi tetapi dengan makna-teks tak terbatas. (Ignas Kleden – Horison ”Dialektika Makna Peristiwa:Cerpen-Cerpen Sutardji Calzoum Bachri”) esei


Dari potongan wacana di atas dapat dikatakan sebuah kritik dan esai
A. Penilaian kritik memberi dorongan sastrawan pada penciptaan sastra yang lebih baik.
B. Di dalam tulisan esei penulis mengungkapkannya dengan ragam formal.
C. Sebuah tulisan esei memberi pandangan obyektif terhadap karya yang diperbincangkan
D. Sebuah tulisan kritik memberi pandangan penilaian lebih terkesan akrab dengan pembacanya.
E. Sebuah tulisan kritik juga esei termasuk sebuah tulisan sastra karena dapat mengembangkan imajinasi.

Soal 48
”Bu Suci! Waskito kambuh, Bu! Dia mengamuk! Dia mau membakar kelas!” Dengan sekali gerak, guru-guru lelaki dan aku berlarian menuju kelasku. Aku ketinggalan, kehilangan nafas sempat bertanya kepada murid si pembawa berita:
”Mengapa begitu? Apa yang menyebabkan dia marah? Kalian bertengkar?”
”Tidak, Bu!” bantah anak itu keras. ”Dia tidak mau keluar istirahat. Wahyudi dan beberapa kawan mau menemaninya, juga tidak keluar. Tadinya saya ikut-ikut, tapi hanya sebentar terus keluar. Tidak tahu lagi apa yang terjadi! Saya kembali dari kamar kecil, dari jauh terdengar Waskito berteriak-teriak seperti dulu! Betul sama, Bu! Katanya: aku benci! Aku benci kalian semua! Saya masuk kelas, Waskito menodongkan gunting! Entah dari mana! Begitu tiba-tiba, saya berbalik, lari ke kantor!
Aku desak kerumunan murid yang menonton di pintu. Kulihat Kepala Sekolah maju sambil membentak dan menghardik para penonton. Waskito berdiri di muka kelas, membelakangi deretan bangku-bangku. Memang dia memegang gunting, tetapi tidak terbuka. Suara Kepala Sekolah menggelegar:
”Berikan gunting itu, Waskito!”
Suara sedemikian kasar kukhawatirkan justru akan membikin muridku mata gelap. Sekali pandang aku mengetahui bahwa Waskito kaget oleh kedatangan Kepala Sekolah. Tanpa berpikir panjang kumanfaatkan kejutan tersebut. Tiga atau empat langkah aku bergegas mendahului Kepala Sekolah, gunting itu kurebut dengan kedua tanganku. (Pertemuan Dua Hati – N.H. Dini)
Tema wacana di atas adalah...
A. Setiap kebenaran akan membawa kebaikan.
B. Tindakan yang penuh perhitungan akan membawa hasil yang berguna.
C. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengatasi masalah.
D. Pengabdian kerja yang tulus tidak mengenal berat ringannya pekerjaan.
E. Keberanian ditunjukkan dengan ketegaran.

Soal 49
“Menurut rencanaku, kalau kita bersama-sama memelopori gotong-royong mengangkut air danau itu,
tentulah petani-petani lainnya akan ikut”, kata Sutan Duano pada Lembak Tuah.
“Oh, dengan gotong-royong”, Lembah Tuah kecewa.
“Ya Tentu saja dengan gotong royong”.
“Kalau dengan mesin pompa tentu akan lebih baik”.
“Tapi, di mana ada mesin pompa?”
“Paling-paling orang-orang nanti dengan peralatan seadanya untuk membawa air.”
“Mari kita awali agar terlihat hasilnya, kita disiplinkan pagi dan sore mengangkut air dari
sungai.”
Watak Sutan Duano yang tergambar dalam fragmen di atas adalah.…
A. senang bermasyarakat
B. pekerja keras
C. anti terhadap teknologi modern
D. ambisius
E. berjiwa pemimpin

Soal 50
Terenggutnya kebahagiaan Rasul ibarat skala kecil terenggutnya keindahan Kashmir. Daerah di kaki Himalaya yang indah ini, kini hanya onggokan reruntuhan bangunan. Toko-toko penjual karpet Kashmir yang terkenal, semuanya sudah rata dengan tanah. Muzaffarabad, ibu kotanya, yang indah dengan komposisi bangunan-bangunan yang dibangun di lereng bukit, kini hanya seperti kota mati yang dilalui ribuan, orang-orang yang seakan hanya pendatang karena tidur di mana-mana.

Akhirnya, seluruh kesan manis saya mengenai New York benar-benar hilang ketika tahu koper saya sudah rusak saat saya mendapatkannya kembali di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Tali pengikat koper yang saya beli dengan tidak murah sudah tidak ada lagi, kunci bawaan koper bawaan pun sudah dijebol sehingga bisa berfungsi lagi. Saya yakin sekali koper saya telah dibuka para petugas di AS itu tanpa sepengetahuan saya, lalu mereka menempeli ujung mata ritsleting-nya dengan stiker. Kalaulah itu aturandi AS itulah bentuk peraturan yang tidak tahu tata krama sehingga praktis koper saya tidak terkunci sama sekali alam perjalanan dari New York ke Jakarta. Mungkin saja ada beberapa barang saya yang hilang, tetapi saya tidak ingat lagi.
Kedua berita di atas menggambarkan hal yang sama yaitu keindahan yang telah dilihatnya sekarang hancur tak ada lagi karena adanya bencana dan tindakan petugas..

a. Pernyataan dan alasan benar saling berkaitan
b. Pernyataan dan alasan benar tidak saling berkaitan
c. Pernyataan benar alasan salah
d. Pernyataan salah alasan benar
e. Pernyataan dan alasan salah

Rabu, 12 Desember 2007

Muridku Masa Depan Bangsaku
Murid-muridku begitu mengabaikan beban yang seharusnya disandang begitu berat. Aku begitu takut melihat hal itu, tetapi beda dengan mereka, rasanya permasalahan itu tak ada di hadapan matanya. Setiap hari yang ada adalah kebahagiaan dan keceriaan. Nilai-nilai ulangan yang didapat walau hanya sebatas KKM-kriteria ketuntasan minimal-, bahkan ada juga yang jauh dari KKM, tetap saja bisa tertawa. Kata mereka, “Semua sama. Paling-paling nanti diremidi”

Di dalam hati aku bertanya inikah wajah masa depan bangsa. Hal ini menggejala dalam pikiran karena aku melihat hampir semua teman guru juga mengeluhkan akan hal itu. Sudah beberapa langkah metode kugunakan – ada CTL, quantum teaching -, juga ajakan atau bahkan peringatan kugunakan untuk mengatasi hal itu, namun yang kutemukan masih tetap saja tidak adanya bangunan motivasi untuk maju dalam diri murid-muridku tersayang.

Aku pun terus berangan, mungkinkah ini karena yang ada di sekeliling anak kebanyakan adalah hal-hal yang menarik-narik emosi duniawinya – coba saja bisa dilihat pada tayangan banyak sinetron yang hanya merekam dunia cinta muda-mudi, mengeksploitasi dunia mistis, kekerasan, gossip, atau dunia kontroversi. Ataukah aku yang tak mau tahu tentang cara berpikir anak bahwa semuanya adalah main-main, semua yang ada adalah sahabat, semua ada adalah kesan mata . Sehingga, semuanya harus dihadapi dengan kegembiraan dan nikmat enak.

Padahal, seperti diketahui, di seberang sana yang tidak jauh dari dunia anak ada dunia kaca yang begitu bening menyejukkan menentramkan, itulah hati yang mulia. Hati yang dipenuhi pendar-pendar cahaya kasih sayang. Semua itu tentu harus dibangun secara perlahan-lahan melalui sifat-sifat mulia dan kesempurnaan. Semua harus ditekuni dengan kehidupan keseharian. Mungkinkah masa depan bangsaku hanyalah dipenuhi kumpulan manusia dengan hati yang lembek, tanpa motivasi, manusia yang tanpa merencanakan target-target pencapaian menuju manusia sempurna? Sungguh tragis. Apalagi mereka selalu dicekoki soal-soal. Semoga masa depan bangsaku tidak setragis nasib pulau-pulau di Nusantara ini yang sebentar lagi (kurang lebih 15 tahun lagi) tenggelam terkena dampak pemanasan global.

Minggu, 02 Desember 2007

hantu kepastian

rambut itu satu per satu lepas. dengan muka yang selalu muram. tak ada lagi denyut hidup membayang di rona wajahnya. dulu begitu tegar menghadapi semuanya hampir-hampir tak ada masalah. wajahnya selalu dengan derai tawa. bicaranya pun nyerocos membombardir lawan bicaranya. helai demi helai rambut itu satu per satu lepas dari kulit kepalanya. kulit kepalanya sekarang berkeriput melepuh. kulit seluruh badannya melepuh bak tersiram air panas. pelan-pelan tapi pasti semua ini terjadi.